* Fri, Jun 11, 2010 *
Shits happen sometimes. Nggak selamanya apa yang kita mau bisa kita dapetin dengan mudah. Entah itu dari jerih payah kita sendiri, atau karena bantuan orang lain… Orang lain saat butuh bantuan seringkali dengan mudahnya datang kepada kita. Bagi kita yang kelebihan kadar hati nurani, seringkali lebih mengutamakan membantu orang lain di atas keperluan pribadi. Bahkan, seringkali keperluan pribadi kita jadi terbengkalai, SANGAT terbengkalai. Dan saat kita sendiri membutuhkan bantuan orang lain, orang lain kadang berkilah atau justru langsung menolak permohonan kita. Well, berangkat dari pengalaman-pengalaman kekecewaan itulah akhirnya gue lebih memilih untuk menjadi Miss Independent.
Miss Independent = Nona Mandiri = Nona Apa-apa sendiri.
Jadi Miss Independent ada enak dan nggak enaknya, itu udah pasti. Karena setiap hal mesti ada resiko yang harus ditanggung. Dan menjadi seorang Miss Independent bukanlah suatu kejahatan. Bukan pula termasuk perilaku non-konformitas. Dia hanya mengerjakan apa-apa sendiri, nggak bergantung sama orang lain. Dia tahu kapan harus melakukan konformitas dan kapan harus melakukan non-konformitas. Tidak seperti orang-orang non-konformitas yang SELALU anti-sosial terhadap lingkungannya.
Hmmm, kalo ditanya enaknya jadi Miss Independent menurut gue adalah, kita bebas melakukan apa aja yang kita mau, nggak tergantung persetujuan rekan se-geng, nggak harus ikut aturan ini-itu but: we RULE our OWN ways, Girls… We can BE WHAT WE WANNA BE! :)
Kenapa jadi Miss Independent ini cocok buat gue? Well, mungkin karena gue sangat suka KEBEBASAN. Gue (yang notabene bershio Kuda) sangat mencintai kebebasan. Kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, kebebasan memilih, dan kebebasan-kebebasan lainnya yang tentu bertanggungjawab. Gue nggak suka orang melarang-larang gue melakukan hal yang gue suka, menekan gue untuk nggak melakukan hal yang gue cintai (contoh: menulis, traveling). Hidup cuman sekali, dan gue nggak pengen menyia-nyiakan itu.
Nggak enaknya jadi Miss Independent? Well, mungkin karena kita yang cenderung melakukan apa-apa sendiri (yang otomatis membuat kita selalu terlihat seorang diri), menimbulkan kesan bahwa we’re friendless… But actually… we don’t. Ada pula yang memandang kita sebagai pribadi yang non-konformitas, anti-sosial, dan sebagainya. Memang sulit membedakan mana orang yang memilih menjadi Independent dengan Non-Konformitas :) Yeah, it’a a risk, rite?
Lalu kerugian lainnya adalah, jika kita kurang terbuka dengan orang lain, bisa terjadi mispersepsi dan orang lain cenderung akan men-judge kita apabila kita melakukan satu kesalahan. Hmm, padahal belum tentu apa yang ada di pikiran mereka adalah yang sebenarnya, kan? Kalo kasusnya seperti ini, biasanya orang lain cenderung menilai diri kita dari apa yang tampak di luar. Tanpa mau mencoba untuk mencari tahu motif apa dibalik suatu perilaku atau tindakan itu sendiri….
Yeah, shits does happen sometimes...
Labels: experience, values